Musim NBA 2025/2026 baru saja dimulai, namun sudah penuh kejutan. Di saat para bintang besar seperti Luka Dončić dan Victor Wembanyama terus mendominasi pemberitaan, sekelompok pemain yang sebelumnya diremehkan kini mulai mencuri perhatian — diam-diam mengubah alur cerita awal liga musim ini.
Daftar ini bukan tentang kandidat MVP atau nama-nama besar. Ini tentang para pemain yang tampil melampaui ekspektasi — bintang baru yang muncul, pemain peran yang naik level menjadi pemimpin, serta rookie yang menantang semua prediksi. Mari kenali sepuluh pemain yang memberikan dampak terbesar di minggu-minggu awal musim ini.
Josh Giddey (Chicago Bulls)
22.3 PPG, 9.6 RPG, 9.8 APG – 48.9% FG, 41.7% 3PT
Chicago Bulls menjadi salah satu kejutan terbesar musim ini dengan awal 6–3, dipimpin oleh performa luar biasa Josh Giddey di semua aspek permainan.
Setelah negosiasi kontrak yang cukup rumit di musim panas, Giddey akhirnya menandatangani kesepakatan empat tahun senilai $100 juta — dan sejak itu berkembang menjadi pengatur permainan sejati. Dengan Zach LaVine sudah ditukar dan Coby White cedera, Giddey diberikan kendali penuh atas serangan Bulls dan membuktikan bahwa keputusan itu tepat.
Ia mencatat dua triple-double berturut-turut, memimpin serangan cepat Chicago dengan penuh percaya diri, dan kini memiliki tembakan perimeter yang konsisten. Dulu dianggap sebagai pemain muda penuh risiko, kini Giddey terlihat seperti fondasi baru bagi masa depan Bulls.
Austin Reaves (Los Angeles Lakers)
31.1 PPG, 9.3 APG, 5.1 RPG – 48.9% FG, 34.4% 3PT, 90.3% FT
Dengan LeBron James absen, Austin Reaves kini menjadi pusat perhatian — dan ia menanganinya dengan luar biasa.
Selama ini dikenal sebagai pemain peran yang andal, Reaves kini bermain layaknya kandidat All-Star sejati. Dengan rata-rata lebih dari 31 poin per pertandingan dan menempati peringkat keempat di NBA dalam assist (9,1), “Hillbilly Kobe” telah berevolusi menjadi motor utama serangan Lakers.
Perkembangan Reaves berjalan stabil dan terukur — dari pemain cadangan yang solid, menjadi starter andal, hingga kini pemimpin sejati tim. Efisiensi dan ketenangannya menjadikannya salah satu pemain yang paling berkembang di liga, dan momen kebangkitannya ini datang pada waktu yang sangat tepat bagi Los Angeles.
V.J. Edgecombe (Philadelphia 76ers)
17.6 PPG, 5.6 RPG, 4.8 APG – 44.5% FG, 39.1% 3PT
Sementara Tyrese Maxey terus bersinar, rookie V.J. Edgecombe telah menjadi kejutan besar bagi 76ers. Atletisme yang eksplosif, energi tanpa henti, dan kemampuannya beradaptasi dalam gaya permainan cepat membuat banyak pihak di seluruh liga terpukau.
Sistem permainan Philadelphia sangat cocok dengan keunggulan Edgecombe — serangan cepat di ruang terbuka, transisi yang lebar, dan kerja keras tanpa henti di kedua sisi lapangan. Meski masih mentah dalam pengambilan keputusan dan penguasaan bola, ia sudah membuktikan diri sebagai salah satu rookie terbaik musim ini dan bagian penting dari fondasi era pasca-Embiid.
Deni Avdija (Portland Trail Blazers)
24.4 PPG, 6.5 RPG, 4.5 APG – 46.5% FG, 36% 3PT
Di musim keduanya bersama Portland, Avdija telah berubah dari pemain peran menjadi pusat serangan yang sesungguhnya. Dengan Jerami Grant kini turun ke bangku cadangan, Avdija memegang hampir 28% porsi serangan tim — dan mampu menjalankan peran itu dengan sangat baik.
Meski bermain dengan ruang serangan yang terbatas dan rekan setim yang masih kurang berpengalaman, forward asal Israel ini tampil gemilang sebagai playmaker sekunder dan pencipta peluang tembakan. Catatan kemenangan Portland memang belum istimewa, tetapi kebangkitan Avdija menjadi salah satu hal paling positif di awal musim ini.
Cason Wallace (Oklahoma City Thunder)
9.6 PPG, 3.8 RPG, 3.1 APG, 2.6 SPG – 42.5% 3PT
Bintang muda bertahan Thunder ini telah muncul sebagai bagian penting dari awal musim gemilang OKC dengan rekor 10–1. Wallace saat ini memimpin NBA dalam rata-rata steal per pertandingan dan menjadi pemain perekat yang diimpikan setiap tim unggulan — mampu bertahan di berbagai posisi, mencetak tiga angka tepat waktu, dan menjaga aliran bola tetap hidup.
Ia mengingatkan pada sosok Andre Iguodala muda: cerdas, efisien, dan tidak egois. Dengan Lou Dort yang kesulitan di awal musim, kebangkitan Wallace datang pada waktu yang benar-benar tepat.
Chet Holmgren (Oklahoma City Thunder)
18.8 PPG, 8.8 RPG, 1.8 APG, 1.5 BPG – 58.7% FG, 85% FT
Saat dalam kondisi bugar, Holmgren terus menunjukkan diri sebagai fondasi masa depan tim. Pemain besar serba bisa ini melindungi area ring, mampu menembak dari jarak jauh, dan menjadi tulang punggung pertahanan OKC.
Meski sempat absen beberapa pertandingan karena cedera ringan, konsistensi dua arah dan efisiensi serangan Holmgren menjadikannya salah satu big man muda terbaik di liga. Chemistry-nya dengan Shai Gilgeous-Alexander dan Jalen Williams bisa menjadi faktor penentu dalam masa keemasan Oklahoma City menuju perebutan gelar juara.
Ausar Thompson (Detroit Pistons)
13.9 PPG, 6.8 RPG, 3.3 APG, 1.7 SPG – 49.5% FG
Sementara saudara kembarnya, Amen, bersinar di Houston, Ausar Thompson menjadi pilar utama pertahanan Detroit. Keberhasilan awal Pistons (8–2) banyak dipengaruhi oleh kerja keras, atletisme, dan energi tanpa henti yang ia tunjukkan di setiap pertandingan.
Meski masih mentah dalam urusan ofensif, ia terus berkembang sebagai pengumpan dan pengambil keputusan. Tembakannya memang masih perlu banyak perbaikan, tetapi dampak pertahanannya sudah membuatnya menjadi sosok yang tak tergantikan bagi tim muda penuh semangat asuhan J.B. Bickerstaff.
Jalen Duren (Detroit Pistons)
19.2 PPG, 11.3 RPG, 1.5 APG – 64.3% FG, 85.5% FT
Duren telah berkembang menjadi salah satu center muda paling dominan di liga. Chemistry-nya dengan Cade Cunningham terlihat luar biasa — memanfaatkan pick-and-roll, dunk, dan alley-oop dengan efisiensi tinggi.
Yang paling mengesankan adalah peningkatan akurasi lemparan bebasnya: 85,5% musim ini setelah bertahun-tahun tampil tidak konsisten. Jika ia mampu mempertahankannya, Duren bisa menjadi lawan yang sangat merepotkan bagi lini depan mana pun di liga.
Ryan Rollins (Milwaukee Bucks)
16.7 PPG, 5.4 APG, 3.7 RPG, 2.0 SPG – 51.8% FG, 42.2% 3PT
Setelah nyaris tersingkir dari liga, Rollins berhasil membalikkan kariernya di Milwaukee. Cedera yang menimpa rekan setimnya membuka peluang, dan ia memanfaatkannya dengan sempurna — memadukan efisiensi, atletisme, dan pengambilan keputusan yang tajam.
Sebagai salah satu dari 10 besar pemain dengan rata-rata steal terbanyak per pertandingan, Rollins kini menjadi bagian penting dalam rotasi Bucks, membuktikan bahwa kerja keras dan ketekunan benar-benar bisa membuahkan hasil besar.
Ryan Kalkbrenner (Charlotte Hornets)
9.2 PPG, 6.3 RPG, 2.6 BPG – 81.3% FG
Terakhir, sebuah anomali statistik sejati: center rookie Charlotte ini memimpin semua pemain non-Wembanyama dalam jumlah blok dan menempati peringkat pertama di seluruh NBA dalam persentase tembakan sukses (81,3%).
Dipilih di awal putaran kedua draft, Kalkbrenner tampil melampaui ekspektasi berkat pertahanan elit di area ring, kemampuan rebound ofensif, dan sinergi sempurna dengan LaMelo Ball. Hornets mungkin belum sering menang, tetapi center muda mereka membuat setiap menit di lapangan benar-benar berarti.
Kesimpulan
Sementara para bintang besar mendominasi pemberitaan, sepuluh pemain ini justru membentuk arus bawah musim NBA 2025/2026. Dari kecemerlangan serbabisa Giddey hingga ketangguhan bertahan Ausar Thompson, setiap kisah mereka mencerminkan jalan berbeda menuju kesuksesan — ketekunan, perkembangan, atau kelahiran kembali.
Dan jika awal musim ini menjadi pertanda, gelombang bintang baru NBA mungkin sudah hadir — hanya saja tidak muncul di tempat yang sebelumnya kita perkirakan.


