• Home
  • Performa Pemain
  • Malam Bersejarah Victor Wembanyama: Berubah Menjadi Curry di Momen Krusial dan Catatkan Sejarah NBA

Musim San Antonio Spurs penuh dengan pasang surut — dan sekali lagi, Victor Wembanyama mengingatkan semua orang mengapa ia berbeda dari pemain mana pun yang pernah ada di NBA.

Setelah membuka musim dengan awal terbaik dalam sejarah klub (5–0), Spurs tersandung dengan dua kekalahan beruntun dan beberapa pertandingan tenang dari rookie generasional mereka. Selama tiga laga, Wembanyama terlihat “manusiawi” — dengan rata-rata yang sederhana (menurut standarnya) yaitu 20 poin, 11 rebound, dan 2 blok.

Lalu datanglah pertandingan di Chicago. Dan versi “alien” dari Wembanyama pun kembali muncul.


Tantangan Berat di Kota Chicago

Spurs melakukan perjalanan untuk menghadapi Chicago Bulls, yang hingga saat itu belum terkalahkan di kandang. Namun, Chicago kehilangan penggerak utama mereka — Josh Giddey, yang harus absen karena cedera pergelangan kaki setelah aksi spektakuler melawan De’Andre Hunter dari Cleveland.

Meski tanpa Giddey, Bulls tetap tampil agresif sejak awal. Setelah San Antonio unggul 34–26 di kuarter pertama, Chicago membalas dengan rentetan tembakan tiga angka — memasukkan hampir 60% dari jarak jauh dalam dua kuarter berikutnya. Memasuki kuarter keempat, Bulls unggul 13 poin, dan tampaknya Spurs akan kembali menelan kekalahan pahit.

“Kami memulai pertandingan dengan baik, tetapi mereka menaikkan tempo dan berhasil memasukkan tembakan-tembakan sulit,” ujar pelatih kepala Spurs, Mitch Johnson. “Kami jadi ragu-ragu di kedua sisi lapangan.”

Saat itulah Wembanyama memutuskan untuk mengubah segalanya.


Wembanyama Mengambil Alih Permainan

Tertinggal dua digit angka, bintang muda asal Prancis itu langsung masuk ke mode dominasi.
Dalam hitungan menit, Wembanyama mencetak laju 10–0 seorang diri, memangkas jarak menjadi hanya tiga poin. Bulls tidak mencetak angka selama hampir lima menit, tetapi masih berhasil mempertahankan keunggulan tipis menjelang menit-menit akhir pertandingan.

Lalu muncullah pahlawan tak terduga — Luke Kornet. Rekrutan musim panas itu mencetak delapan poin berturut-turut, menjaga harapan Spurs tetap hidup dengan akurasi sempurna di kuarter keempat (total 16 poin dengan efisiensi +8).

Namun pada menit terakhir, panggung sepenuhnya menjadi milik Victor.

Saat Spurs tertinggal 111–114, Wembanyama dengan tenang melepaskan tembakan tiga angka di atas tangan terentang Nikola Vučević — skor imbang. Pada penguasaan bola berikutnya, ia memblok percobaan tembakan dari mantan rekan setimnya, Tre Jones. Beberapa detik kemudian, ia kembali mengambil bola, melakukan step-back, dan memasukkan tembakan tiga angka penentu di atas Vučević untuk membawa San Antonio memimpin dan tak pernah lagi tertinggal.

“Itu dua tembakan yang luar biasa,” aku Vučević setelah pertandingan. “Saya pikir bisa memaksanya masuk ke area cat, tapi dia bisa mengalahkan siapa pun di sana — dan entah bagaimana dia berhasil memasukkan dua tembakan tiga angka tepat di depan saya. Sulit sekali menghentikannya.”

Dalam waktu kurang dari satu menit, Wembanyama membalikkan jalannya pertandingan sepenuhnya.


Malam yang Layak Masuk Buku Rekor

Bintang setinggi 7 kaki 4 inci itu menutup malam dengan salah satu catatan statistik paling luar biasa dalam sejarah NBA:

  • 38 points (11/19 FG)
  • 12 rebounds
  • 5 assists
  • 5 blocks
  • 6/9 from three
  • 10/10 from the free-throw line

Belum pernah ada pemain dalam sejarah NBA yang mencatat 35+ poin, 10+ rebound, 5+ assist, 5+ blok, dan 5+ tembakan tiga angka dalam satu pertandingan — sampai Wembanyama melakukannya.

Ia mencetak 19 dari total 38 poinnya di kuarter keempat — seorang diri mengungguli seluruh tim Bulls yang hanya mencetak 18 poin pada periode yang sama.

Itu bukan sekadar dominasi — itu adalah karya seni. Ia melindungi ring seperti Mutombo, menyelesaikan serangan di dalam seperti Giannis, dan menutup pertandingan seperti Curry.

Ini adalah pertandingan ke-95 berturut-turut bagi Wembanyama dengan setidaknya satu blok — rekor beruntun yang hanya dilampaui oleh Dikembe Mutombo (116) dan Patrick Ewing (145).


Spurs Kembali ke Performa Terbaik

Dengan kemenangan ini, San Antonio memperbaiki rekor mereka menjadi 8–2 — awal terbaik sejak musim 2015/16, tahun terakhir era Tim Duncan. Kemenangan ini juga mengakhiri empat tahun tanpa kemenangan di United Center, markas Chicago Bulls.

“Jelas, kamu tidak bisa memenangkan 82 pertandingan,” kata Wembanyama setelah pertandingan. “Tapi yang terpenting adalah tanggung jawab. Kami saling mendorong dan terus belajar setiap malam. Itulah cara kami berkembang.”

Pesannya sederhana: bahkan ketika ia tampak manusiawi, Victor Wembanyama sebenarnya jauh dari itu. Dan di malam seperti ini — ketika ia mendominasi baik dari jarak jauh maupun di area paint — masa depan bola basket terasa seolah sudah tiba hari ini.

Share this post

Related posts