• Home
  • Performa Rookie
  • Malam Sempurna Justin Edwards: Pahlawan Lokal 76ers yang Mencuri Perhatian Saat Melawan Boston

Rivalitas antara Philadelphia 76ers dan Boston Celtics memang tidak pernah kehabisan drama — dan pertemuan ketiga musim ini kembali menghadirkan kisah yang tak terlupakan. Dengan Joel Embiid kembali absen, sedikit yang memperkirakan Philly mampu menaklukkan pemuncak klasemen NBA. Namun berkat performa luar biasa dari Justin Edwards — pemain lokal yang tidak terpilih di draft dan hampir tidak meleset sepanjang malam — Sixers berhasil mengejutkan Boston dengan kemenangan 102–100.


Rivalitas yang Kembali Menyala

Dua pertemuan pertama antara kedua tim ini langsung menjadi laga klasik. Dalam pertandingan pembuka musim, Philadelphia menang tipis 117–116 berkat duet luar biasa Tyrese Maxey dan rookie V.J. Edgecombe yang mencetak total 74 poin bersama. Boston membalas di turnamen NBA In-Season dengan kemenangan 109–108, saat Joel Embiid akhirnya kembali bermain untuk pertama kalinya sejak Februari — hanya untuk gagal mengeksekusi tembakan penentu kemenangan.

Kali ini, Embiid kembali absen untuk memberikan waktu istirahat pada lututnya. Namun itu tidak menjadi masalah. Sixers justru tampil lebih cepat, lebih bebas, dan lebih kompak tanpa sang MVP di tengah — dan pola tersebut bertahan sepanjang pertandingan.


Munculnya Pahlawan Tak Terduga

Saat turun minum, Philadelphia unggul 10 poin dan berhasil mengendalikan tempo permainan, sementara Boston kesulitan dari garis tiga poin (hanya 4 dari 21 tembakan). Namun segalanya berubah di kuarter ketiga. Jaylen Brown dan Derrick White meledak dengan total 27 poin, membawa Celtics unggul telak 36–20 di kuarter tersebut dan membalik keadaan — memasuki kuarter terakhir dengan keunggulan 10 poin.

Philly membutuhkan penyulut semangat — dan mereka mendapatkannya dari sumber yang tak terduga.

Justin Edwards, forward cadangan berusia 21 tahun yang biasanya hanya bermain sekitar 12 menit per pertandingan, tampil luar biasa malam itu. Dalam rentang waktu dua menit yang panas, ia menembakkan tiga three-pointer berturut-turut tanpa meleset, membakar semangat penonton dan mengembalikan momentum ke pihak Sixers. Energi Boston langsung menguap seketika.

Rookie V.J. Edgecombe memang kesulitan mencetak angka (hanya 2 dari 11 tembakan masuk), namun tetap memberi kontribusi penting — melakukan blok terhadap Finals MVP Jaylen Brown, memberikan assist untuk Edwards, dan memasukkan three-pointer krusialnya sendiri saat waktu tersisa 2 menit 20 detik.

Di menit-menit penentuan, Tyrese Maxey kehilangan sentuhannya — dua kali gagal menembak dan memaksakan serangan. Namun di detik-detik terakhir, ia mempercayakan bola kepada pemain yang sedang “on fire”. Tembakan terakhir Edwards memang meleset, tapi Kelly Oubre Jr. berhasil merebut rebound ofensif dan mengeksekusi layup penentu kemenangan, memastikan hasil dramatis dengan selisih dua poin untuk Sixers.


Malam yang Hampir Sempurna

Edwards hanya gagal satu kali sepanjang pertandingan — menutup malam dengan 22 poin dari 8 tembakan masuk dari 9 percobaan, termasuk 5 dari 6 three-pointer dan 1 dari 1 lemparan bebas yang sempurna.
Untuk pemain yang biasanya hanya bermain sekitar 11,5 menit dan mencetak angka satu digit, ini adalah penampilan terbaik dalam kariernya.

Bukan hanya soal angkanya — tapi juga momennya. Setiap tembakan berarti, setiap penguasaan bola mengubah arah permainan. Bangku cadangan Sixers meledak dengan sorakan, Wells Fargo Center bergemuruh, dan Edwards, yang biasanya tenang dan tanpa ekspresi, akhirnya menunjukkan emosinya di lapangan.

Saat ditanya usai pertandingan apa yang dia teriakkan setelah tembakan krusial itu, pemain itu tertawa — sebelum ibunya, yang duduk di ruang konferensi pers, menyelak: “Kalau dia mengatakannya keras-keras, nanti aku urus di rumah!”
Edwards tersenyum: “Biar saja… semacam ‘Ayo, sialan!'”


Dari Tidak Terpilih Menjadi Tak Terhentikan

Perjalanan Edwards adalah kisah tentang ketekunan. Pernah menempati peringkat ke-3 di antara prospek sekolah menengah terbaik di AS dan menjadi McDonald’s All-American, ia bergabung dengan Kentucky dengan status calon bintang NBA — namun tak pernah menemukan ritmenya di level universitas, mencetak rata-rata di bawah 10 poin dan akhirnya menghilang dari radar para pencari bakat.

Sementara rekan-rekannya di Kentucky — Reed Sheppard (pilihan ke-3) dan Rob Dillingham (pilihan ke-8) — mendengar nama mereka dipanggil pada malam draft, Edwards tidak. Namun demikian, Philadelphia 76ers tetap memberinya kontrak dua arah, mengambil peluang pada pemain lokal dengan potensi tersembunyi.

Pertaruhan itu kini terbayar lunas. Musim lalu, Edwards mencatat rata-rata 10,1 poin, 3,4 rebound, dan akurasi 36,3% dari garis tiga angka dalam 44 pertandingan — banyak di antaranya sebagai starter darurat akibat cedera rekan setim. Performa solidnya membuat ia mendapat kontrak penuh NBA di pertengahan musim.

Kini, Edwards bukan lagi sekadar proyek pengembangan — ia telah menjadi bagian dari inti muda Sixers yang membentuk identitas baru waralaba ini setelah era Joel Embiid dan Paul George.


Cetak Biru Baru Philadelphia

Joel Embiid kembali menjalani pemeriksaan medis karena masalah pada lutut kanannya, sementara Paul George masih absen. Di tengah ketidakhadiran mereka, wajah-wajah baru terus bermunculan.
Beberapa hari lalu, Trendon Watford mencatat triple-double pertamanya dalam karier (27 poin, 17 rebound, 10 assist) saat menang atas Toronto. V.J. Edgecombe tampil layaknya kandidat Rookie of the Year. Dan kini, Justin Edwards resmi bergabung dalam daftar pemain muda Philadelphia yang tengah bersinar.

Mentalitas “next man up” yang diterapkan pelatih Nick Nurse kini membuahkan hasil — dan darah muda-lah yang membuat Philadelphia tetap bertahan hidup di persaingan Wilayah Timur.

Seperti yang dikatakan Edwards setelah malam terobosannya:

“Kami semua selalu siap. Ini Philadelphia — setiap orang di sini berjuang untuk sesuatu.”


Kesimpulan

Kebangkitan Justin Edwards — dari pemain lokal yang tidak terpilih dalam draft hingga menjadi pahlawan di momen penentuan — mencerminkan semangat Philadelphia 76ers musim 2025/2026: tangguh, berani, dan tak takut menentang ekspektasi.

Jika skuad muda ini terus menampilkan momen seperti ini, masa depan Sixers mungkin sudah tiba — dan tampak lebih cerah dari sebelumnya.

Share this post

Related posts